Haiii haaiiii kembali lagi bersama mimin yang cakep heheeee kali ini akan membahas sebuah cabang olahraga yupsss dari gambar diatas sudah bisa diketahui jenis olahraga apa ya lempar lembing Ehmm gimana sejarahnya aturannya cara memegang nya yaaaa ? kita kepoin yuksss di bawah ini :
1.
Sejarah Lempar Lembing
Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik
mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang
sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer.
Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan
lempar cakram.
Olahraga lain yang bernuansa militer pun juga sama
populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal ini
menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olah
raga mereka.
Jamak diketahui bahwa peradaban Yunani klasik adalah tempat lahirnya
olahraga atletik saat ini. Bahkan, pertandingan Olimpiade pada zaman
modern meniru Olimpiade yang pertama kali digagas oleh bangsa yang terkenal
dengan para filsufnya itu. Termasuk masa dilangsungkannya, yaitu setiap empat
tahun sekali.
Menilik pada sejarahnya, Olimpiade pada masa Yunani klasik merupakan
perayaan akbar bangsa Yunani. Tak hanya berisi
pertandingan olahraga, tapi juga jadi tempat diselenggarakannya berbagai
kemegahan seni dan budaya. Even ini merupakan ekspresi masyarakat Yunani untuk
bersyukur dan menyembah para dewa kepercayaannya. Nama Olimpiade sendiri
diambil dari Gunung Olympus, tempat hidupnya para dewa mereka.
Karenanya, Olimpiade puya nilai sakral. Pada saat acara tersebut
berlangsung, segala konflik bersenjata (perang) dan eksekusi bagi para
narapidana ditangguhkan. Tujuannya agar perayaan berlangsung damai. Sehingga
para atlet yang bertanding
dapat berkompetisi dalam suasana saling menghargai.
Selain di peradaban Yunani klasik. Lempar lembing juga tercatat dilakukan
di beberapa peradaban klasik lainnya. Seperti peradaban Cina dan Mesir(Egypt) Klasik. Namun,
tidak sepopuler seperti di Yunani.
Olahraga yang populer di peradaban Cina Klasik adalah senam atau akrobat.
Sedangkan di Mesir, olahraga yang paling diminati adalah renang dan memancing.
Mengingat Sungai Nil sebagai pusat
peradaban bangsa Mesir, menjadikan kedua olahraga tersebut lebih sering
dilakukan oleh mereka. Termasuk juga untuk dipertandingkan.
Sehingga sangat beralasan jika banyak ahli yang lebih memilih peradaban
Yunani klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing. Olahraga yang
berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba
Lempar lembing merupakan cabang olahraga yang tak bisa dipisahkan dari tradisi berburu
manusia di masa lalu. Aktivitas ini menuntut kecepatan serta kecekatan dari
pelemparnya. Medianya tentu sebuah lembing yang dahulu lebih mirip tombak dalam
artian sesungguhnya. Sebagai salah satu cabang olahraga atletik, lempar lembing
pada dasarnya diadopsi dari kebiasaan para lelaki jaman dahulu pada saat
aktivitas seperti bercocok tanam belum marak. Satu-satunya sumber kehidupan
manusia adalah berburu. Setelah terjadi perubahan signifikan pada kehidupan
manusia, lempar lembing yang awalnya adalah kegiatan berburu makanan dialihkan
menjadi suatu cabang olahraga yang telah ada sejak zaman Yunani klasik. Konon
kabarnya, pada masa itu, olahraga lempar lembing telah menjadi jenis permainan
yang sangat digemari hampir semua kalangan. Lempar lembing biasa diperlombakan
bersama dengan cabang atletik lainnya seperti lempar cakram, lompat, lari dan
lainnya.
2. Hal Yang Perlu Diketahui Terkait Lempar Lembing
Ada beberapa hal mendasar yang penting untuk diketahui jika ingin memainkan
olahraga lempar lembing. Antara lain:
Cara Memegang Lembing
Pada dasarnya ada tiga cara yang biasa digunakan dalam hal memegang lembing,
yakni:
1.
Gaya Amerika: Pertama, tombak atau lembing diletakkan tepat di telapak
tangan dimana bagian ujung atau mata lembing tersebut menyerong hingga
mendekati badan. Selanjutnya, jari telunjuk menggenggam erat bagian tepi atau
pangkal belakang lembing, dan dikontrol oleh ibu jaridan kemudian diletakkan di
bagian tepi belakang pegangan. Pastikan lembing Anda lurus. Pada pegangan
Amerika ini, jari telunjuk juga jempol seseorang cukup memegang peranan yang
penting dalam hal mendorong lembing pada saat hendak melempar.
2. Gaya Finlandia: Pada gaya ini, lembing ditempatkan di telapak dimana bagian
ujung lembing tersebut menyerong hingga hampir menyentuh badan. Selanjutnya,
jari tengah akan memegang bagian tepi dari tali pada belajang dan dibuat
melingkar dengan bantuan jempol atau ibu jari. Saat menggunakan gaya ini,
pastikan jari telunjuk Anda lemas agar bisa membantu menahan lembing itu
sendiri. Gaya Finlandia ini menekankan pada peranan jari bagian tengah pun ibu
jari dalam mendorong serta melempar lembing.
3.
Gaya Menjepit: Gaya yang satu ini cukup sederhana, intinya hanya dengan
menjepit lembing di antara jari tengah dan telunjuk sementara itu, jari lainnya
memegang secara biasa.
Ket : 1.Gaya Finlandia 2. Gaya Amerika 3. Gaya Jepit
Cara Membawa Lembing
Sementara itu, cara membawa lembing adalah sebagai berikut:
1.
Lembing dibawa dengan ditaruh di atas pundak. Cara ini dipraktekkan dengan
memegang lembing di atas pundak tepat di samping kepala dimana mata lembing
menyerong ke atas. Sementara itu siku tangan terlipat atau ditekuk sehingga
menuju ke arah depan. Cara ini biasanya digunakan oleh atlit yang hendak
menggunakan gaya hot-step atau gaya jangkit sebagai awalan melempar.
2.
Lembing dibawa dengan ditaruh di bawah. Cara ini dimulai dengan lengan
bagian kanan yang harus lurus ke bawah. Sementara itu, bagian mata lembing
menyerung ke atas sehingga bagian ekornya menyerong dan hampir menyentuh tanah.
3.
Lembing dibawa di depan dada, Cara ini dilakukan dengan memposisikan
lembing serong ke bawah sementara itu ekornya serong pada bagian atas sehingga
melewati pundak bagian kanan.
Selanjutnya, penting juga untuk mengenali peralatan yang digunakan dalam
olahraga lempar lembing, sebagai berikut:
1.
Konstruksi lembing yang digunakan terbagi atas 3 titik atau bagian yakni:
Mata lembing, badan lembing dan juga tali pegangan lembing.
2.
Badan lembing dibuat dari bahan metal solid dimana pada bagain ujungnya
dipasangi sebuah mata lembing yang jika diperhatikan cukup runcing.
3.
Adapun tali pegangan lembing yang terlihat melilit pada badan lembing
terpasang di titik gravitasi dan tidak boleh melewati garis tengan dari badan
lembing. Lilitan tali lembing ini harus sama bergerigi juga tebal dan tak boleh
ada sabuk juga benjolan.
4.
Adapun panjang lembing antara atlit putrid dan putra berbeda. Untuk putra
panjangnya antara 2,6 hingga 2,7 meter. Sementara itu untuk putrid antara 2,2
meter hingga 2,3 meter. Ukuran yang berbeda ini juga berpengaruh pada berat
lembing. Pada putra, beratnya 800 gram sedangkan pada putrid mencapai 600 gram.
Peraturan Lempar Lembing
Sejumlah peraturan yang harus dipahami dalam olahraga lempar lembing, sebagai
berikut:
1.
Saat melempar, lembing wajib dipegang tepat pada bagian pegangannya dan
wajib juga dilempar di atas bahu atau bagian paling atas dari tubuh si atlit.
Lembing juga harus dilempar sama seperti prinsip bandul. Adapun gaya
non-ortodox tidak lagi diijinkan untuk digunakan.
2.
Sebuah lemparan lembing dianggap tidak sah apabila bagian mata lembing
tidak menggores tanah terlebih dahulu dibanding bagian lembing lainnya.
3.
Saat atlit hendak memulai awalan, ia tidak diperkenankan memotong sebuah
garis.
4.
Lemparan dianggap tidak sah apabila sang atlit menyentuh wilahay badan
garis lempar, atau garis perpanjangan.
5.
Saat lembing telah melaju, sang pelempar tidak diperkenankan membelakangi
sektor lemparan dengan cara memutar tubuhnya.
6.
Sang atlit tidak diperkenankan meninggalkan jalur awalan sebelum lembing
yang ia lepaskan tadi belum tiba di permukaan.
Awalan
Dalam lempar lembing ada dua macam awalan yang sering digunakan, yaitu :
awalan silang (cross-step) dan awalan jangkit (hop-step). Lempar lembing yang
mempergunakan awalan silang (sross-step) lebih dikenal dengan lempar lembing
gaya silang, sedangkan lempar lembing yang mempergunakan awalan jingkat
(hop-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya jingkat (Adisasmita,
1986).
Gerakan Melempar
Saat kaki kiri mendarat, kaki kanan ditekuk hingga badan benar-benar jauh
condong ke belakang dan badan sebagian besar pada kaki kanan. Pada saat ini
lengan yang membawa lembing sudah dalam sikap lurus serong ke bawah, mata
lembing dan pandangan terarah kesudut lemparan dan tangan kiri tetap rileks.
Saat inilah terjadi sikap melempar yang sebenarnya. Setelah lembing ditarik
melaui pundak/bahu mendekat telinga, seluruh badan ditinggikan dan dengan
secepat-cepatnya melecutkan lembing. Bersamaan dengan itu lepasnya lembing
dengan hentakan pergelangan tangan sebagai sumber kekeuatan terakhir
(Adisasmita, 1986)
Sikap Badan Setelah Melempar
Dengan lepasnya lembing dari pergelangan tangan secara otomatis
keseimbangan atau yang lebih dikenal dengan titik berat badan akan menjadi
labil dan hilang. Hal ini disebabkan kekuatan yang yang dikeluarkan untuk
melempar dimulai dari kaki sampai kepergelangan tangan yang diawali kecepatan
lari . sehingga secara ototomatis kaki yang menjadi tumpuan untuk titik berat
badan tidak bias menahan badan yang terdorong ke depan untuk itu, agar
keseimbangan dapat terjaga dan dikembalikan secara baik, maka pada saat tubuh
condong kedepan, tangan yang melempar lembing turun dari hasil pecutan yang
dilakukan.
Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah
- Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di
lempar lewatatas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan
harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan
untuk dipakai.
- Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum
bagian lembing lainnya.
- Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu
garis atau jalur paralel.
- Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau
anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang
siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan
garis-garis itu semua.
- Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan
mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga
punggungnya membelakangi sektor lemparan.
Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing
yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari
awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.