Kerajaan Kutai
Kutai
Martadipura adalah
kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua.
Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini
terletak di Muara Kaman,
Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diberikan oleh para ahli
mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi
kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama
kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh.
Sejarah
Yupa
Informasi yang
ada diperoleh dari Yupa / prasasti dalam upacara pengorbanan yang
berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi
sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai.
Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh
para brahman atas kedermawanan raja Mulawarman. Dalam agama hindu sapi tidak
disembelih seperti kurban yang dilakukan umat islam. Dari salah satu yupa
tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena
kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana. Dapat diketahui bahwa menurut Buku
Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno yang ditulis oleh Marwati Djoened
Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto yang diterbitkan oleh Balai Pustaka
halaman 36, transliterasi prasasti diatas adalah sebagai berikut:
“
|
śrīmatah śrī-narendrasya;
kuṇḍuṅgasya mahātmanaḥ; putro śvavarmmo vikhyātah; vaṅśakarttā yathāṅśumān;
tasya putrā mahātmānaḥ; trayas traya ivāgnayaḥ; teṣān trayāṇām pravaraḥ;
tapo-bala-damānvitaḥ; śrī mūlavarmmā rājendro; yaṣṭvā bahusuvarṇnakam; tasya
yajñasya yūpo ‘yam; dvijendrais samprakalpitaḥ.
|
”
|
Artinya:
“
|
Sang Mahārāja Kundungga, yang amat
mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aśwawarmman namanya, yang seperti
Angśuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang
Aśwawarmman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci). Yang terkemuka
dari ketiga putra itu ialah Sang Mūlawarmman, raja yang berperadaban baik,
kuat, dan kuasa. Sang Mūlawarmman telah mengadakan kenduri (selamatan yang
dinamakan) emas-amat-banyak. Untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu
batu ini didirikan oleh para brahmana.
|
”
|
Mulawarman
Mulawarman
adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman
sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya.
Kundungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia.
Kundungga sendiri diduga belum menganut agama Hindu.
Aswawarman
Aswawarman
adalah Anak Raja Kudungga.Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan
Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga.
Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah Mulawarman.
Putra
Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya
meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera
dan makmur.
Kerajaan Kutai
seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan
pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya.
Berakhir
Kerajaan Kutai
berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam
peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji
Mendapa. Perlu diingat
bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).
Kutai
Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi
kerajaan Islam. Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya
bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
Nama-Nama Raja Kutai
- Maharaja
Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)
- Maharaja
Aswawarman (anak Kundungga)
- Maharaja
Mulawarman (anak Aswawarman)
- Maharaja
Marawijaya Warman
- Maharaja
Gajayana Warman
- Maharaja
Tungga Warman
- Maharaja
Jayanaga Warman
- Maharaja
Nalasinga Warman
- Maharaja
Nala Parana Tungga
- Maharaja
Gadingga Warman Dewa
- Maharaja
Indra Warman Dewa
- Maharaja
Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja
Sri Langka Dewa
- Maharaja
Guna Parana Dewa
- Maharaja
Wijaya Warman
- Maharaja
Sri Aji Dewa
- Maharaja
Mulia Putera
- Maharaja
Nala Pandita
- Maharaja
Indra Paruta Dewa
- Maharaja
Dharma Setia
Tambahan
Nama Maharaja
Kundungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia
yang belum terpengaruh dengan nama budaya India. Sementara putranya yang
bernama Asmawarman diduga telah terpengaruh budaya Hindu. Hal ini didasarkan
pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari bahasa Sanskerta. Kata itu biasanya digunakan untuk
ahkiran nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian Selatan.
Source : Wikipedia
Source : Wikipedia
Ini lah kerajaan kutai , wow saya baru tahu . terimakasih infonya
ReplyDelete